Helai
bunga sakura,
penanda perpisahan..
disaat tangan melambai-lambai
teringat wajah teman-teman~
penanda perpisahan..
disaat tangan melambai-lambai
teringat wajah teman-teman~
Helai
bunga sakura,
penanda air mata..
supaya waktu berharga ini
sampai kapanpun...
tak akan terlupakan~
penanda air mata..
supaya waktu berharga ini
sampai kapanpun...
tak akan terlupakan~
Alunan musik sendu
menemani malam panjangku. Malam ini, aku ingin sekali menulis. Ya,
menulis lagi. Buku-buku tugas masih mengelilingiku, cangkir yang
terisi kopi sisa setengah juga belum beranjak ke tempat cucian
piring, laptopku masih menyala, pertanda ia setia menemaniku sampai
tugas-tugas ini selesai. Earphone kesayanganku ini pun masih menempel
ditelingaku, memutar lagu-lagu yang membuatku nyaman. Ditengah
kesibukan yang tak pernah aku rencanakan itu, aku merasakan sesuatu.
Sesuatu yang tak asing, bahkan seingatku, hampir setiap aku merasakan
sesuatu itu, air bening dari dalam kelopak mata pun mengalir
membasahi pipi. Aku tau... itu adalah sebercak rasa rindu. Ya,
kerinduan.
Aku membuka beberapa file di laptopku.
Dengan lincahnya jemariku mengarahkan pada sebuah file yang mungkin
berbeda dari yang lain. Aku membukanya, dan isi file itu memaksaku
untuk melihat gambar-gambar indah, lucu, aneh, gila yang tak pernah
bosan aku lihat walau hampir setiap hari, dan semua itu membawaku
pada ingatan tentang mereka. Tidak salah, aku merindukan mereka,
teman-teman luar biasa yang mengisi waktuku tiga tahun lebih itu..
“Hey Cid, aku merindukan kalian..”
Tiga tahun lebih, aku menghabiskan
sebagian besar waktuku bersama mereka. Belajar, bercanda, tertawa,
menangis, bermain, berlomba, mendzalimi teman, beristighfar, bertobat
dan sebagainya. Aku bosan, tapi aku senang. Ya, aku mencintai setiap
detik kebosanan yang aku lalui dengan mereka. Kami adalah keluarga,
bukan hanya nama... kami benar-benar sebuah keluarga. Keluarga yang
selalu ada kapanpun untuk berbagi cerita, tangis, tawa. Keluarga yang
selalu menjaga, menguatkan saat tarik tambang ,
memahami satu dan lainnya.
Aneh, gila, keren, kompak, solid,
heboh, dan masih ada 3975 predikat yang kami sandang. Jujur... ini
bukan pamer, kok.
Sulfuric Acid atau Sucid, begitulah
kami menamai keluarga luar biasa ini. Dan faktanyaa, nama Sucid sudah
terkenal diberbagai kalangan, mulai dari balita, remaja, dewasa,
sampai lansia.., haha.
Aku merindukan segalanya. Ya, rindu.
Rindu ini hadir saat aku sadar bahwa waktu telah menciptakan jarak
diantara kami. Sekarang, kami punya kesibukan yang berbeda. Tidak
bisa lagi datang pagi-pagi untuk mencontek menyamakan
tugas, karena tugas-tugas kami sudah berbeda. Tidak bisa lagi
mengucapkan selamat pagi saat datang ke kelas, karena kelas yang kami
datangi sudah berbeda. Tidak bisa lagi mengerjai guru yang berulang
tahun karena guru-guru kami sudah berbeda. Tidak bisa lagi tertawa
dan menangis bersama-sama karena ruang kami pun telah berbeda.
Kami menangis, memeluk satu dan yang
lain, berpegangan erat saling menguatkan. Kami membuat janji, tidak
hanya satu, tapi banyak janji. Janji untuk tidak saling melupakan,
janji untuk tetap ada bagi satu sama lain, janji untuk bertemu lagi,
janji untuk membawa pulang mahkota indahnya masing-masing, dan banyak
janji-janji indah lainnya.
Kini tak terlihat lagi wajah-wajah aneh
membahagiakan, tak terasa lagi pelukan-pelukan tulus menghangatkan,
tak terdengar lagi jeritan-jeritan merdu menjengkelkan. Kini yang
tersisa hanyalah sebuah bayangan. Ya, bayangan yang selalu menemani
meski tidak nyata.
Aku harap perpisahan adalah kata-kata
yang tidak pernah aku dan mereka kenal. Namun aku tau bahwa harapanku
itu buta. Waktu kecil, aku mempunyai banyak cita-cita dan aku rasa
mereka pun begitu. Ya, kami punya banyak cita-cita yang berbeda.
Itulah yang membuat kami tidak mungkin terus berjalan berdampingan.
Sekuat apapun kami berusaha, kami tak bisa menghindar kalau sekarang
kami telah berada dijalan yang berbeda-beda itu. Kami berpisah,
berpencar. Kami tak mau! Tapi kami melakukannya.
Setidaknya, aku adalah orang paling
beruntung setiap aku ingat aku pernah mengenal dan menjadi bagian
dari kalian. Sekarang, aku hanya berharap kita masih siap memenuhi
janji-janji yang pernah kita buat dulu.
Sekarang yang aku bisa hanyalah
merindukan dan mencemburui kalian. Cemburu? Ya, aku cemburu dengan
orang-orang yang sekarang berada disamping kalian setiap hari. Aku
cemburu dengan tawa kalian yang sekarang tak terdengar lagi olehku.
Aku cemburu dengan orang-orang yang sekarang mendengarkan curhatan
kalian, aku cemburu dengan orang-orang yang sekarang menjadi teman
setidak warasan kalian, aku mencemburui itu semua.
Ingat aku dan ingatlah semua tentang
kita. Ya, ingatlah meski ingatan itu tanda bahwa semuanya telah
menjadi kenangan.
Aku menyayangi kalian, masih, terus, dan selalu sampai aku lupa tentang diriku sendiri..
Aku menyayangi kalian, masih, terus, dan selalu sampai aku lupa tentang diriku sendiri..
Tulisan ini tidak berarti apa-apa,
karena aku rasa tidak ada kata-kata yang sanggup menjelaskan apa yang
aku rasakan saat aku mengingat kalian.
Aku bahagia, aku bahagia memiliki
kalian. Terimakasih... terimakasih banyak {}
0 komentar:
Posting Komentar