Jumat, 28 Februari 2014

Insinyur Soekarno



Gemercik sungai dan jalanan batu dengan gubuk kecil disisi-sisinya. Disini masih gelap, bebas melompat ketika pagi hingga senja, selebihnya hanya hidup dengan sisa lilin yang ada. Aku tak mengerti kenyamanan apa yang mereka dapatkan ditempat ini, sampai mereka bisa bertahan sangat lama. Tanpa kemajuan, tanpa pengetahuan. Sama sekali tak tersenggol dengan celotehan-celotehan orang besar diluar sana. Tidak ada yang peduli dengan “kota”. Kehidupan mereka hanya tentang bagaimana makan dan tertawa. Mereka seperti hidup dalam tempurung, tak tau apapun kecuali perhiasan tempurung itu sendiri, dikelilingi sungai mengalir yang panjang, sungguh sangat “terisolasi.”

Aku berhenti sejenak dengan wajah anak-anak penuh harap itu. Mereka benar-benar seperti tak tau apapun.
“Mm~ ada yang tau nggak nih siapa presiden kita sekarang?”
“Tau tau!” Seorang anak laki-laki dengan gaya ceria sambil mengangkat satu tangannya dan melompat.
“Wah., hebat. Iya iya, siapa hayoo?”
“Insinyur Soekarno! Iya kan? Itu yang nenek bilang waktu dia masih hidup.”
Sontak pikiranku menjadi tak karuan.
“Kamu tau Insinyur Soekarno?"
"Enggak. Kata nenek dia baik, terus gagah."
"Kamu pengen kayak Insinyur Soekarno?"
"Iya! Biar jadi gagah juga, terus pake seragam kayak Insinyur! Kan keren :D"
"Kalo disini ada Insinyur Soekarno, kamu mau minta apa?”
“Minta buku sama pensil.”
“Untuk apa?”
“Sekolah..” Teriak sang anak polos.
Aku rasa pertanyaanku cukup. Ini adalah tentang bermain gundu di zaman playstation.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Monday Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template